Bergabungnya Marco Motta bersama Persija pada tahun 2020 lalu cukup menjadi berita besar dan menarik bagi Jack Mania, julukan suporter Persija. Bukan pemain sembarangan, melihat latar belakang Marco Motta yang sudah malang melintang bersama banyak klub klub besar eropa. Pemain kelahiran tahun 1986 ini bahkan sempat mencicipi seragam timnas senior Italia.
Tepatnya pada tahun 2010, Marco Motta pernah memperkuat skuad berseragam biru itu ketika masih terdaftar sebagai pemain Juventus. Berbicra mengenai pegalaman Marco Motta, sudah banyak klub besar Serie A Italia yang sudah pernah merasakan servicenya. Pemain jebolan akademi Atalanta ini sudah juga sudah rutin mendapat panggilan timnas Itali sejak usia muda.
Meski hanya sempat mencatatkan satu kali penampilan bersama timnas senior, Ia sudah menjadi langganan timas Itali mulai kelompok umur 16 hingg 23 tahun. Tidak hanya pernah berkarir di Serie A Italia saja, Marco juga sudah merasakan kompetisi sepak bola di 5 negara. Termasuk yang teranyar berabungnya Motta ke Persija yang juga merupakan klub Asia pertamanya.
Memag perjalanan karir senior Marco Motta tidak semulus waktu masih junior. Namun begitu, Ia sempat membela beberapa klub besar Itali seperti Juventus, Roma, Atalanta, Bologna dan Genoa serta Catania. Ia juga sempat mencatatkan sebanyak 46 penampilan di La Liga Spanyol bersama dengan UD Almeria selama tahun 2017 hingga 2018.
Perjalanan karirnya mulai dari Akademi Atalanta hingga sekarang bersama Persija Jakarta tentu sangat menarik untuk dibahas. Marco Motta juga memang bertujuan untuk mencari tantangan baru dengan bermain di Asia. Indonesia dan Persija menjadi pilihannya setelah melihat banyaknya tawaran yang masuk kepadanya.
Karir Emas Marco Motta di Serie A
Perjalanan karir sepak bola profesional pemain Persija ini diawali dari klub induk Akademi yang ia ikuti yatu Atalanta BC. Pada tahun 2004, Motta sudah dipercaya masuk ke tim Inti dan mencatatkan 9 kali penampilan di Serie A. Akan tetapi karena klub terancam degradasi, Marco memilih untuk pergi ke Udinese dan bermain di sana selama 4 musim hingga 2009 meski sempat dipinjamkan ke Torino.
Pertimbangan Motta untuk bergabung bersama Udinese juga dikarenakan Udinese lolos ke babak Liga Champions Eropa kala itu. Udinese menjadi klub Serie A yang paling sering dibela oleh Marco Motta dengan total 36 pertandingan. Memang Ia tidak mencatatkan gol sama sekali bersama Udinese karena memang posisi naturalnya yang berada di lini pertahanan.
Selepas memberikan penampilan menawan bagi Udineses dan Torino, Motta akhirnya menandatangani kontrak baru bersama klub Ibu Kota Italia AS Roma. Meski hanya bertahan selama 1 musim, Motta mendapat menit bermain cukup banyak saat bersama AS Roma sejumlah 29 pertandingan. Tidak berhenti di situs, pemain bek kanan ini akhirnya bergabung bersama Juventus.
Meski menjalani kontrak selama 5 musim, Motta lebih banyak menghabiskan masa itu dengan dipinjamkan ke klub Serie A lain. Catania, Bologna dan Genoa menjadi pelabuhan Motta dengan durasi kontrak peminjaman masing masing 1 tahun. Pada tahun 2015, bak kanan kelahiran Merate Italia itu memilih untuk mencari tantangan baru di Liga Inggris.
Karir Marco Motta di Inggris, Spanyol dan Siprus
Tidak seperti pemain Italia lain yang kebanyakan lebih memilih untuk berkarir di dalam negeri, Marco Motta lebih memilih untuk mencari tantangan. Watford menjadi pelabuhan Motta berikutnya sekaligus menjadi permulaan perjalanan karir sepak bolanya di luar Italia. Watford yang kembali dipromosikan di EPL menjadi pertimbangan Marco Motta kala itu.
Karena hanya hanya tampil sebanyak 9 pertandingan bersama Watford, Marco Motta mencari klub baru bersama klub Inggris lain berakhir bersama Charlton Athletic FC. Di tim barunya ini bek bertinggi 185 cm itu dimainkan sebanyak 12 kali. Merasa tidak puas dengan perjalanan karirnya di Negara Inggris, pada musim berikutnya Motta memilih ke Spanyol.
Sebelum kompetisi divisi 2 La Liga musim 2017-18 bergulir, Motta berhasil mengamankan kontrak bersama UD Almeria selama 2 musim. Selama membela Almeria di Segunda Division, Motta memainkan sebanayak 46 pertandingan dan ini menjadi catatan klub terbanyak yang pernah dibela Motta selama karir profesionalnya.
Bersama Almeria, Motta juga menyumbangkan 3 buah gol. Namun karena merasa kurang puas dengan kompetisi kasta kedua Spanyol itu, sang bek kanan ini kembali berganti Klub dan mencari sensasi baru ke lihat sepak bola Siprus. Ia bergabung bersama Omania yang merupakan klub kedua terbaik di sana dengan raihan 21 gelar juara sepanjang sejarah klub.
Bergabung ke Persija, Klub Asia Pertama Marco Motta
Bersama klub AC Omania, perjalanan karir Motta juga tidak seperti yang diharapkan karena faktor cedera. Hanya sempat tampil sebanyak 8 pertandingan dan harus menganggur selama setengah musim, membuat Motta berpikir untuk mencari suasa baru. Persija Jakarta dan atmosfer sepak bola Indonesia membuat Motta jatuh hati dan dengan yakin bergabung.
Meski tidak banyak tahu tentang Indonesia, Motta ternyata pernah merasakan suasa pertandingan di SUGBK markas Persija Saat ini. Kala itu Motta masih menjadi pemain Juventus dan melakukan tour pramusim di Indonesia melawan tim ISL All Star. Pengalaman pada tahun 2014 lalu tentu tidak akan dilupakan Motta ditambah dengan riuhnya penonton yang mencapai 80.000 kala itu.
Fasilitas yang lengkap di Kota Jakarta juga menjadi salah satu pertimbangan Motta untuk bergabung bersama Persija. Tidak hanya itu, Ia juga menganggap Persija punya visi dan proyak besar yang sangat menarik untuk membuatnya bergabung. Akhirnya pada media tahu 2020 lalu, Persija berhasil mengisi slot Marqee Playernya bersama Marco Motta dengan durasi kontrak selama 2 musim.
Marco Motta sendiri dikontrak oleh Persija Jakarta selama 2 musim yaitu mulai tahun 2020 lalu. Sayang, baru tiga pekan berjalan, kompetisi terpaksa dihentikan dan dikarenakan kondisi pandemi Covid-19 yang semakin meluas di Indonesia. Selepas masa pandemi Covid-19 kompetisi pertama yang digulirkan adalah Piala Menpora 2021 meski harus dihelat tanpa penonton.
Motta bersama Persija Jakarta berhasil meraih gelar Piala Menpora 2021 setelah mengandaskan Persib Bandung dengan skor Agregat 4-1. Gelar juara ini tentu sangat berati bagi bek kanan yang sekarang berusia 35 tahun itu. Bermain untuk klub Asia pertamanya dan berhasil meraih gelar juara, tentu bukan hal yang mudah mengingat adanya banyak perbedaan termasuk kondisi dan iklim sepak bola di Indonesia.
Sepak bola sendiri ternyata tidak sekedar berarti sebagai sebuah pertandingan ataupun olah raga semata bagi Motta. Ia menganggap sepak bola menjadi salah satu kunci untuk lebih mengenal dunia beserta dengan beragam perbedaan termasuk kebudayaanya. Benar saja, selama karir sepak bola profesionalnya, Marco Motta sudah pernah bermain di 5 negara yang berbeda termasuk di Italia.