
Kelompok suporter Persija Jakarta, The Jak Mania, sedang berduka. Salah satu anggota mereka, Haringga Sirla, meninggal dunia setelah menjadi korban pengeroyokan di Stadion Gelora Bandung Lautan Api ketika Persija Jakarta bertamu ke kandang tuan rumah yang juga rival abadi mereka Persib Bandung.
Kejadian pengeroyokan kepada Haringga Sirla terjadi sekitar pukul 13.00 WIB yang mana masih tiga jam sebelum laga Persib vs Persija dimulai. Tragedi ini bermula ketika sekelompok orang berteriak bahwa ada The Jak Mania, yang datang ke Stadion Gelora Bandung Lautan Api.
Sebenarnya beberapa hari yang lalu The Jak Mania sudah diimbau untuk tidak datang ke Bandung guna menghindari kemungkinan bentrokan, mengingat hubungan tidak baik antara suporter dua tim yang berlaga. Nahas bagi Haringga, dirinya langsung dikeroyok beberapa orang hingga terluka parah. Korban akhirnya dinyatakan meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit.
- Kronologi Pengeroyokan Haringga Sirla Oleh Bobotoh
Kasus pengeroyokan Haringga Sirla oleh suporter Persib Bandung alias Bobotoh diawali dari diketahuinya identitasnya sebagai suporter Persija Jakarta. Aksi main hakim sendiri itu pun berujung pada meninggalnya korban. Menurut keterangan dari suporter yang berada di tempat kejadian, ada satu orang yang dikejar oleh kerumunan orang di area parkiran gerbang biru.
Haringga berlari karena diteriaki oleh suporter lain bahwa dirinya merupakan The Jak Mania. Hal itu menarik Bobotoh lainnya ikut mengejar dan menyudutkan korban di lapak pedagang kaki lima. Korban sempat meminta tolong pada pedagang tersebut, tetapi kerumunan suporter sudah terlalu beringas untuk dihentikan.
Dapat dilihat dari rekaman amatir yang sedang viral di sosial media, korban yang sudah babak belur, tidak sadarkan diri, dan berlumuran darah itu tetap dikeroyok oleh suporter lain dengan membabi buta, bahkan korban diseret dengan iringan lantunan kalimat tauhid, layaknya warga yang mengantarkan jenazah.
- Polisi Tetapkan 8 Tersangka Pengeroyokan
Pasca kejadian, kepolisian menetapkan 8 oknum suporter Bobotoh yang diduga menjadi tersangka pengeroyokan Haringga Sirla yang menyebabkan korban meninggal dunia. Kasus pengeroyokan ini sekarang telah ditangani Polrestabes Bandung. Delapan orang tersangka ini diringkus setelah polisi mengamankan lima orang Bobotoh setelah insiden pengeroyokan itu terjadi pada hari Minggu 23 September 2018.
Dari lima oknum tersebut. kepolisian kemudian melakukan pengembangan dan kemudian mengamankan 16 orang tersebut. Dari 16 orang itu kemudian ditetapkan delapan orang menjadi tersangka.
Identitas delapan tersangka penganiaya Haringga yaitu :
1. Goni Abdulrahman (20)
2. Aditya Anggara (19)
3. Dadang Supriatna (19)
4. Budiman (41)
5. Cepi (20)
6. Joko Susilo (32)
7. SM (17)
8. DFA (16)
Delapan orang tersangka ini rata rata merupakan warga Kota Bandung. Semua tersangka berperan menganiaya Haringga hingga mengakibatkan korban meninggal dunia. Perlakuan keji tersebut dilakukan para tersangka dengan cara memukul dengan tangan kosong, menendang, hingga melakukan pemukulan dengan benda tumpul seperti balok kayu, besi, helm dan kaca.
- Sejarah Hubungan The Jakmania dan Bobotoh
The Jak Mania dan Bobotoh memang dari dulu dikenal memiliki hubungan yang buruk. The Jak atau Jakmania adalah nama suporter pendukung Macan Kemayoran. sementara Bobotoh, termasik viking dan kelompok suporter lain adalah pendukung dengan tim Maung Bandung. Dua basis suporter besar tersebut sebenarnya punya hubungan baik di awal tahun 2000 an.
Tentu tidak tiba tiba hubungan kedunya memanas begitu saja tanpa ada sebab. Terdapat beragam cerita versi penyebab memburuknya hubungan kedua kelompok suporter bermunculan. Saling tuding sebagai pihak yang menjadi penyebab awal pertikaian ini terus terjadi. Seringnya pertemuan kedua tim di kompetisi sepakbola Indonesia bukannya membuat hubungan kedua suporter membaik, tapi justru memburuk.
Gesekan dan perselisihan antar Jakmania dengan Bobotoh bertambah rumit dan semakin memanas seiring berjalannya waktu. Bahkan gesean semacma ini juga sering berbuntut hingga luar lapangan saat pertandingan antara Persija Jakarta melawan Persib Bandung. Kerugian yang ditimbulkan tidak hanya kerusakan fasilitas tetapi juga sampai merenggut nyawa pada suporter itu sendiri.
- Upaya Mediasi Oleh Berbagai Pihak
Menggapi adanya gesekan dan perselisihan semacam ini, tentu banyak tokoh sepak bola nasional yang memberikan perhatikan. Apalagi jumlah korban jiwa akibat perseteruan tersebut tersu bertambah hingga mencapai 7 orang. Haringga Sirla hanyalah salah satu contoh kebrutalan oknum suporter sepak bola yang mau tidka mau haus segera dihentikan.
Kejadian ini juga tidak luput dari perhatikan Menteri Olahraga yang saat itu masih dijabat oleh Roy Suryo. Ia mengambil banyak langkah untuk mendamaikan kedua belah pihak degan harapan tidak ada korban jiwa yang berjatuhan kembali. Kala itu bapak Menteri mengawali mediasi dengan melakukan melakukan pertemuan antar kedua pengurus klub yaitu Persija dan Persib.
Tidak sampai di situ saja, pertemun tersebut akhirnya berlanjut dengan sebuah acara yang berjudul deklarasi damai. Kali ini tidak terbatas pada pengurus klub saja, orang orang yang dianggap berperan di kubu masing masing suporter juga dipertemukan. Pertemukan yang dikatakan sebagai deklarasi damai ini sendi diselenggarakan di Bogor sekitar pertengahan bulan November 2014.
Akan tetapi, realita yang terjadi setelah pertemuan tersebut tidak sesuai harapan. Banyak poin poin yang dituangkan di dalam deklarasi damai itu namun masih saja tetap terjadi gesekan dan bahkan kerusuhan antar dua suporter tersebut. Dengan kondisi ini, akhirnya penyelenggarapertandingan selalu melarang suporter untuk melakukan perjalanan away mendukung masing masing timnya baik itu untuk suporter Persija Jakart dan begitu pula bagi pendukung Persib Bandung.
Upaya semacam ini tidak hanya dilakukan oleh Roy Suryo tetapi juga oleh Menteri Olahraga yang Menjabat Berikutnya. Meskipun Imam Nahrawi terjerat kasus korupsi, Ia sebenarnya perna mengusulkn untuk mengadakan Jambore bagi kelompok suporter sepak bola di tanah air. Tujuannya memang baik akan tetapi, itu hanyalah sebatas usulan saja dan sampai sekarang jambore tersebut tidak pernah dilakukan.
Tidak hanya oleh pihak ketiga, pihak yang bersangkutan dalam konflik suporter ini sebanrnya juga sudah melakukan banyak upaya. Salah satunya dilakukan oleh Ferry Indrasjarief. Tentu para Jakmania tidak asing lagi dengan nama ini karena ia adalah ketua umum kelompok suporter pendukung Macan Kemayoran.
Hal yang dilakukan sang ketua umum ini sebenarnya sangat sepele namun bisa manjadi awal yang baik bagi kedua belah pihak. Melalui sosial media, sang ketua umum mengajak perwakilan suporter Persib untuk berdialog seputar konflik yang terjadi. Tentu kedua belah pihak suporter sebenarnya tidak ingin ada orban jiwa lagi berjatuhan dan mengindari kerugian akibat ulah oknum yang tidak bertanggung jawab.
Tentu besar sekali harapan masyarakat pencinta sepak bola untuk melihat suporter di Indonesia bisa akur dan tidak menimbulkan kerusuhan. Tidak hanya untuk Jakmania dan Bobotoh saja, semua unsur suporter sepak bola di tanah air harus bersatu demi terwujudnya persepakbolaan yang lebih baik di negara tercinta kita.