
Persija adalah salah satu klub papan atas di Indonesia yang sejarahnya tidak bisa dilupakan. Klub berjuluk macan kemayoran ini lahir pada 28 november 1928 dengan nama Voetbalbond Indonesische Jacatra (VIJ). Jika dihitung, tim yang bermarkas di Ibukota ini telah berusia 92 tahun, hampir satu abad.
Dalam usianya yang sudah hampir satu abad, klub kebanggaan Jakmania ini tentu telah berhasil mengantongi berbagai macam prestasi. Di era perserikatan, Persija Jakarta berhasil merengkuh gelar juara sebanyak 9 kali. Sedangkan di era Liga Indonesia, Macan Kemayoran berhasil menjadi juara di tahun 2001.
Selama perjalanannya sampai saat ini, tentu banyak pemain datang dan pergi. Dari sekian banyak orang-orang yang berjasa bagi nama Persija, kali ini akan dibagikan line-up terbaik Persija sepanjang masa. Kami akan merangkum pemain-pemain terbaik di setiap posisi yang layak disebut sebagai line-up terbaik Persija sepanjang masa.
- Yudo Hadiyanto
Pada posisi penjaga gawang, nama terbaik yang layak menempatinya adalah Yudo Hadiyanto. Pria kelahiran Solo, 19 september 80 tahun silam ini merupakan pemain Macan Kemayoran pada tahun 1960 sampai 1973. Refleks yang baik membuatnya pernah disebut sebagai penjaga gawang terbaik di Asia.
Bukan hanya ciamik melawan tim-tim lokal, Yudo juga mampu menunjukkan tajinya ketika melawan tim-tim besar seperti Leeds United, Benfica hingga Dynamo Moskva. Kepiawaiannya di bawah mistar gawang juga membuatnya populer dan mendapatkan julukan sebagai Macan Terbang. Yudo juga dipercaya memperkuat Timnas di tahun 1961.
- Ismed Sofyan
selanjutnya untuk posisi bek sayap. pada posisi ini tentu tidak lengkap jika tidak menempatkan nama Ismed Sofyan. Benar, legenda hidup Persija Jakarta yang telah memperkuat Persija dari tahun 2003 hingga saat ini. Pria kelahiran Aceh ini sangat mumpuni dalam mengirimkan umpan-umpan terukur, tendangan jarak jauh hingga free-kick mematikan.
Salah satu gol yang tidak bisa dilupakan dari seorang Ismed Sofyan adalah ketika melawan Persik Kediri pada tahun 2007 silam. Ismed berhasil mengeksekusi tendangan bebas yang sangat cantik dari jarak 40 meter lebih dari gawang. Saat itu, gol Ismed bahkan tercatat sebagai gol terbaik di ASEAN.
- Sutan Harhara
Masih di posisi yang sama, bek sayap, Sutan Harhara layak untuk ditempatkan pada posisi ini. Sutan memperkuat Persija pada 1972 sampai 1980. Mampu menjaga pertahanan dengan baik serta kerap membantu penyerangan menjadi ciri khas pemain ini. Sutan juga berhasil mempersembahkan gelar juara perserikatan di tahun 1973 dan 1975.
- Nuralim
Pada posisi bek tengah, Si Jabrik, julukan bagi Nuralim, sangat layak untuk ditunjuk sebagai line-up terbaik Macan Kemayoran sepanjang masa. Pria kelahiran Bekasi 27 desember 1973 ini merupakan salah satu pemain yang turut ambil peran dalam menjuarai Liga Indonesia pada tahun 2001 silam.
Badannya yang tinggi dan kekar membuatnya menjadi benteng pertahanan terbaik bagi Persija kala itu. Bahkan, Nuralim pernah didapuk sebagai pemain terbaik Liga Indonesia saat masih berkostum Bandung Raya. Nuralim merupakan pemain bertahan pertama yang berhasil mendapatkan penghargaan sebagai pemain terbaik.
- Marzuki Nyak Mad
Nama Marzuki Nyak Mad layak disandingkan dengan Nuralim pada posisi bek tengah. Pria kelahiran Aceh ini merupakan pemain bertahan yang tidak tergantikan untuk era 1980-an bagi persija. Bukan hanya di level klub, kemampuannya juga dipakai untuk memperkuat timnas kala itu yang berlaga di Sea Games dan Asian Games.
- Iswadi Idris
Menuju posisi gelandang atau pemain tengah. Di posisi ini, nama Iswadi Idris lebih dari kata layak untuk menempatinya. Pemain dengan julukan Si Boncel ini merupakan bagian dari skuad Persija yang menjuarai perserikatan di tahun 1973, 1975 dan 1978. Iswadi juga didapuk menjadi kapten Timnas di era 1970 sampai 1980-an.
- Tan Liong Houw
Pria keturunan Tionghoa ini menjadi salah satu legenda yang dimiliki Macan Kemayoran. Tan berhasil mengantarkan Persija menjuarai kompetisi perserikatan pada tahun 1954 yang merupakan gelar ke-5 bagi Persija. Kemampuannya begitu berani dan keras di lapangan tengah sampai fans menjulukinya Macan Betawi.
- Soetjipto Soentoro
Nama Soetjipto juga tidak bisa absen dari daftar ini. Pria kelahiran Bandung 16 juni 1941 ini berposisi sebagai gelandang serang dan sering juga ditempatkan sebagai second striker. Selama karirnya, Soetjipto berhasil melesakkan 700 gol dan sebagian besarnya didapat ketika dirinya menjadi pemain Persija.
Soetjipto turut memperkuat persija kala menjuarai perserikatan pada tahun 1964 dan menjadi top skor di kompetisi tersebut dengan 16 golnya. Bukan hanya level klub, soetjipto juga sangat baik di level timnas. Soetjipto merupakan salah satu pencetak gol terbaik yang pernah dimiliki Persija juga Indonesia.
- Djamiat Dalhar
Pada posisi attacker atau penyerang, nama Djamiat Dalhar layak dipilih. pemain Persija era 1950 sampai 1960-an ini merupakan pria kelahiran Yogyakarta. Endang Witarsa, pelatih Persija kala itu merupakan sosok yang berhasil membuat Djamiat menjadi penyerang menakutkan bagi tim lawan. Nama Djamiat juga diabadikan sebagai nama Piala Kejuaraan Nasional Sepakbola U17.
- Widodo Cahyono Putro
Pria kelahiran Cilacap pada 8 november 1970 ini merupakan salah satu ujung tombak kebanggaan tim Macan Kemayoran kala itu. Widodo sendiri berseragam Persija dari tahun 1998 sampai 2003. Pemain ini turut membawa tim ibu kota juara Liga Indonesia pada tahun 2001.
Penyerang yang sangat cerdas dan juga cepat ini mampu memanfaatkan peluang sekecil apapun menjadi gol. Bukan hanya di level klub saja, kemampuan widodo juga dipakai di level timnas. Gol salto miliknya saat melawan Kuwait di laga Piala Asia 1996 tercatat sebagai gol terbaik saat itu.
- Bambang Pamungkas
Berbicara persija, nama Bambang Pamungkas tidak bisa absen. Legenda hidup Persija yang akrab disapa Bepe ini merupakan salah satu penyerang terbaik baik di level klub maupun timnas. Membela Persija dari tahun 1999, bepe turut menyumbangkan gelar juara Liga Indonesia di tahun 2001.
Kisah cinta antara Bambang Pamungkas dan Persija memang sangat unik. Berkali-kali dipisahkan, berkali-kali juga Bambang kembali ke tim oranye. Tercatat, Bepe sudah beberapa kali berpindah tim seperti di tahun 2000 ke Belanda, lalu 2005 ke Selangor kemudian ke Pelita Bandung Raya di tahun 2013.
Namun, seberapa sering Bepe berpindah, Persija tetap menjadi tujuan akhirnya. Bepe juga menyandang topskor sepanjang masa bagi tim Macan Kemayoran. Sedangkan untuk pasukan Garuda, bepe juga sangat aktif. Bepe aktif membela Timnas dari tahun 1999 sampai 2012. Sayang, belum ada prestasi yang mampu diberikan pada level Timnas.
- Sinyo Aliandoe
Sedangkan untuk menempati posisi kursi pelatih, Nama Sinyo Aliandoe rasanya menjadi sosok yang layak dipilih. Sinyo merupakan pria yang juga sempat memperkuat Persija di era 1960-an. Namun, karena cedera parah, Sinyo terpaksa harus menepi dan banting stir menjadi seorang pelatih.
Menempuh pendidikan kepelatihan di Manchester Inggris, pada 1970-an, Sinyo kembali merajut cintanya dengan Persija. Berperan sebagai pelatih, om Sinyo berhasil mengantarkan Persija sebagai juara perserikatan pada tahun 1973 dan 1975. Bukan hanya mentereng di level klub, kemampuan Sinyo juga dipakai timnas kala itu.